Mengelola waktu dengan baik adalah salah satu keterampilan penting yang perlu dikembangkan seorang anak. Di tengah jadwal akademik dan kegiatan ekstrakurikuler yang makin padat, ditambah dengan tanggung jawab dalam keluarga, belajar mengatur waktu setiap hari dapat memberikan dampak besar, baik pada prestasi akademis maupun kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Sebagai orang tua, wajar jika Anda ingin membantu anak tetap fokus tanpa membuat mereka kewalahan atau kehilangan waktu luang. Kabar baiknya, manajemen waktu termasuk keterampilan yang bisa dipelajari. Melalui dukungan dan strategi yang tepat, tentunya anak dapat tumbuh menjadi pelajar yang disiplin, percaya diri, sekaligus mandiri.
Itu sebabnya SPH akan membahas strategi praktis yang bisa digunakan untuk membantu anak membangun kebiasaan belajar yang lebih baik, mengurangi stres, dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
baca juga: 3 Faktor Pembentuk Karakter Anak Sejak Dini dan Tipsnya Bagi Orang Tua
Mengapa Mengatur Waktu Belajar Itu Penting?
Anak yang belajar mengatur waktu sejak dini lebih mungkin mengalami kesuksesan, baik di sekolah maupun dalam kehidupan pribadinya. Dengan memiliki jadwal harian yang terstruktur, anak bisa menyelesaikan tugas secara lebih efisien, merasa lebih terkendali, dan belajar bertanggung jawab atas pekerjaan mereka.
Namun kita juga perlu menyadari bahwa anak-anak zaman sekarang menghadapi banyak distraksi, mulai dari smartphone, media sosial, hingga kegiatan sosial yang padat. Di sinilah pentingnya peran orang tua dalam membantu anak memahami manfaat dari mengatur waktu dengan baik.
Anak perlu memahami bahwa mengatur waktu bukan hanya soal menyelesaikan pekerjaan sekolah. Lebih daripada itu, mengatur waktu alias time management termasuk bagian dari membangun disiplin hidup dan mencerminkan prinsip kebijaksanaan yang juga diajarkan dalam Firman Tuhan. Amsal 21:5 mengatakan, “Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan,” yang menunjukkan pentingnya perencanaan dan ketekunan.
Manajemen Waktu Merupakan Keterampilan yang Bisa Dipelajari!
Banyak orang mengira bahwa kemampuan mengatur waktu adalah bakat bawaan. Padahal, sebenarnya keterampilan ini bisa dilatih dan dikembangkan melalui kebiasaan yang konsisten, rutinitas yang teratur, serta dukungan positif.
Anak mungkin belum secara alami tahu bagaimana cara menyusun rencana harian atau membagi tugas besar menjadi langkah-langkah kecil. Namun dengan bimbingan yang tepat dan dukungan yang konsisten, mereka dapat mempelajari keterampilan tersebut. Semakin dini anak mulai belajar mengatur waktu, maka semakin besar manfaat yang bisa dirasakan kedepannya.
7 Cara Mengatur Waktu Belajar Anak yang Dapat Dicoba!
Peran orang tua sangat penting dalam membentuk kebiasaan belajar anak. Berikut beberapa strategi praktis yang dapat membantu anak agar bisa belajar dengan lebih efisien:
1. Buat Visualisasi Jadwal Harian
Mulailah dengan membantu anak memvisualisasikan aktivitas harian mereka. Hal ini bisa menggunakan kalender fisik, planner di dinding, atau aplikasi jadwal sederhana. Melihat daftar tugas secara keseluruhan akan membantu anak memahami penggunaan waktunya dan mengenali area yang perlu mereka sesuaikan.
Gunakan juga kode warna agar lebih menarik, misalnya biru untuk matematika, hijau untuk sains, dan kuning untuk waktu istirahat. Seiring waktu, anak akan bisa belajar mengambil tanggung jawab dalam memperbarui jadwalnya sendiri secara teratur.
2. Ajarkan Cara Memilah Skala Prioritas
Tidak semua tugas memiliki tingkat kepentingan yang sama. Mengajarkan anak untuk menyusun skala prioritas akan sangat membantu mereka menghindari penundaan dan menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu.
Gunakan “Urgent vs Important Matrix” untuk membantu mereka mengelompokkan tugas. Contohnya:
- Mendesak dan Penting (PR yang harus dikumpulkan besok),
- Penting tetapi Tidak Mendesak (belajar untuk ujian minggu depan),
- Mendesak tetapi Tidak Penting (membalas pesan sosial di grup),
- Tidak Mendesak dan Tidak Penting (menonton video secara acak).
3. Prioritaskan Tugas dan Pecah dari Bagian Besar Menjadi Bagian Kecil
Proyek besar atau persiapan ujian bisa terasa menakutkan. Dorong anak menggunakan metode “chunking” agar pekerjaan terasa lebih mudah dikelola.
Misalnya, proyek IPA selama seminggu bisa dibagi menjadi riset, membuat kerangka, menyiapkan visual, hingga menyelesaikan laporan. Dengan langkah-langkah kecil, anak bisa mencapai target tanpa merasa terbebani.
4. Tetapkan Tujuan atau Goal Belajar yang Realistis
Tujuan yang jelas dan sesuai kemampuan akan memudahkan anak untuk tetap produktif dan termotivasi. Misalnya, daripada belajar selama tiga jam, buat target seperti menyelesaikan 10 soal matematika atau membaca materi 20 menit.
Kemenangan kecil ini akan menumbuhkan rasa percaya diri dan produktivitas, serta membangun kebiasaan yang konsisten.
5. Sesuaikan Jadwal dengan Waktu Fokus Terbaik Anak
Setiap anak memiliki waktu konsentrasi yang berbeda. Beberapa anak lebih fokus di pagi hari, yang lain setelah makan siang. Cobalah mengenali pola energi anak dan manfaatkan waktu terbaik mereka untuk pelajaran yang lebih sulit.
Dengan cara ini, anak bisa belajar dengan cara yang lebih alami, menjaga kesehatan mental, dan menghindari tekanan berlebihan dalam kehidupan akademik mereka.
baca juga: Lebih dari Sekadar Liburan: 6 Manfaat Liburan Bersama Keluarga Anda!
6. Sisipkan Waktu Istirahat Singkat
Istirahat bukan pemborosan waktu, justru hal ini sangat penting untuk menjaga kesehatan, fokus, dan menghindari stres.
Gunakan teknik Pomodoro, yaitu 25 menit belajar dan 5 menit beristirahat. Gunakan waktu istirahat untuk peregangan, camilan sehat, atau bersantai sejenak agar otak tetap tenang dan segar. Hindari layar agar konsentrasi tidak terganggu saat kembali belajar.
7. Kurangi Gangguan
Siapkan ruang belajar yang rapi dan bebas dari gangguan seperti TV atau smartphone. Ajarkan anak untuk membatasi notifikasi dan menggunakan mode diam saat belajar. Perubahan kecil ini bisa menjadi kunci dalam meningkatkan fokus dan membentuk rutinitas belajar yang produktif.
Kemudian lakukan evaluasi bersama anak secara berkala untuk melihat apakah metode yang digunakan sudah sesuai, serta menyesuaikan kembali jika ada yang salah dalam prosesnya.
Libatkan Anak dalam Proses Mengatur Jadwal Belajar
Manajemen waktu sebaiknya tidak hanya menjadi aturan sepihak dari orang tua, tetapi menjadi kerja sama antara orang tua dan anak. Oleh karena itu, libatkan anak dalam menyusun jadwal hariannya dan dorong mereka untuk belajar bertanggung jawab terhadap waktu mereka sendiri.
Lakukan evaluasi secara berkala untuk melihat jadwal atau rencana mana yang efektif, dan bagian mana yang perlu diperbaiki. Berikan pengertian kepada anak bahwa penyesuaian itu hal yang wajar, asalkan tanggung jawab tetap dijalankan. Melalui komunikasi yang terbuka dan saling percaya, anak akan belajar keterampilan hidup penting seperti berpikir reflektif dan menyelesaikan masalah secara mandiri.
Berpartner dengan Sekolah yang Mendukung Pembelajaran Personal
Meski peran orang tua sangat penting di rumah, tetapi lingkungan sekolah yang mendukung juga ikut membuat perbedaan besar. Anak akan belajar lebih efektif jika mereka didorong untuk bertanggung jawab atas waktu dan tugas mereka sendiri.
Di Sekolah Pelita Harapan (SPH), kami menerapkan pendekatan belajar yang holistik dan personal dengan tujuan membentuk siswa menjadi pelajar mandiri. Melalui pemberian tugas yang tidak membebani, bimbingan dari mentor, serta ekspektasi yang seimbang, SPH membantu siswa membangun keterampilan manajemen waktu, tanpa mengesampingkan waktu untuk istirahat, bertumbuh dalam iman, dan mengeksplorasi minat mereka.
baca juga: 6 Alasan Pentingnya Bimbingan Konseling bagi Siswa SMA
Bangun Keterampilan Manajemen Waktu Lewat Pendidikan yang Holistik di SPH
Mengembangkan kebiasaan belajar yang terstruktur dan mandiri membutuhkan dukungan dari lingkungan belajar yang tepat. Di Sekolah Pelita Harapan (SPH), kami percaya bahwa setiap anak diciptakan unik serta dipanggil untuk bertumbuh dalam iman, karakter, dan kemampuan akademik.
Dengan menerapkan kurikulum Cambridge dan International Baccalaureate (IB) yang berfokus pada pembelajaran personal, setiap siswa didorong untuk merancang strategi belajar mereka sendiri, mengatur waktu secara efektif, dan menjadi lifelong learners yang bertanggung jawab.
Bimbingan dari guru dan mentor berpengalaman serta integrasi nilai-nilai Kristen membuat SPH menjadi tempat yang ideal untuk membentuk anak tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga bijak dalam mengelola waktunya.
Kunjungi SPH untuk melihat bagaimana program IB kami bisa menjadi langkah awal perjalanan pendidikan anak yang unggul dan seimbang.
Bersama SPH, bantu anak mengatur waktu dan masa depannya dengan bijaksana.